Lantunan “jealous-labirinth” ku perdengarkan sembari mengetik tulisanku malam ini. Baru-baru ini aku mendapat potret dirimu, iya sudah lama sejak setahun lebih kita tak berbagi kabar apapun. Aku sedang tersenyum terutama saat aku sadar kamu mulai menghentikan jalur komunikasi kita melalu media apapun itu. Aku selalu merasa iya aku lah sang pendosa disini. Bagaimana tidak, beraninya aku mematahkan hatimu dari awal kamu menyatakan cinta. Dasar wanita, iya itu aku yang terpikir untuk menceritakanmu lagi kali ini. Klasik sekali bila aku menuliskan apa kabar ditulisanku kali ini, kumohon jangan tertawakan benar ini tentang wanita itu. Wanitamu cantik ucapku dalam hati, serta rangkaian kata yang kamu tulis untuknya juga sangat manis. Aku suka, dia!. Apa kamu mengharapkan aku menceritakan hal buruk tentangmu dan wanitamu disini. Sungguh tenang saja aku benar-benar menganggap dan memandangnya cantik, terutama kerudung yang dibalut dikepalanya. Sama per
Menulis dan menangislah