Sudah tak ada lagi rumahmu untuk pulang Semalam katamu benci dengan mimpi Ucapan dan untaian kata yang kau ucapkan tertancap jelas dikepala dan dada Ucapmu tak suka semua yang telah kuraih serta semua impian Kamu bilang iri jika hal yang membuatku bahagia adalah perihal tentang aku bukan kita Sayup air mata turun pertanda cinta saja bisa melukai berkali-kali Aku pikir dengan berpisah membuatmu berubah menjadi pribadi yang sadar Hidupku adalah tentang apa yang ingin kuwujudkan di masa depan Ini berbeda tentang perihal cinta dan keputusan untuk bergandeng hingga altar Ucapmu mudah bagiku memilih katamu rendah dirimu atas pencapaianku Apa ada manusia yang lebih kejam dari kata Bagaimana bisa makhluk yang mencinta atasku bisa menusuk rongga dada hingga tak mampu berkata Sebegitu besar rasa dendam manusia hingga ucapan dan emosi saja sudah tak kenal rasa iba Dimana letak manismu saat berkata aku cinta aku semesta dan aku segalanya Apa bual cukup menghan
Menulis dan menangislah