Hanya saat hujan aku bisa berbisik mencintaimu agar kamu tak mendengar, kudekapkan bahuku erat disamping kananmu agar aku bisa merasakan hangatmu walau sesaat. Kupejamkan mataku pertanda semoga waktu ini berjalan lebih lama dan hujan ini semakin deras. Aku mencintaimu bisikku, rintik hujan yang deras membuatmu tak mendengarku. Aku tersenyum, sungguh aku tak bisa mencintaimu dengan cara ini. Kurekatkan telingaku tepat didadamu, dentuman jantung yang semakin kencang saat kupeluk tubuhmu. Dadamu bergejolak tak dapat menolak keinginan semesta untuk menyertai keberadaanku. Dari ujung malam yang kian merasuk kedalam ulu nadi, dingin yang seketika bisa dihentikan oleh helaan nafasmu merambat pelan dari atas kepalaku. Dekapan itu, kamu tahu tubuhku tak akan sanggup dengan kuatnya angin malam, tubuhku tak bisa bertahan dengan cuaca yang dingin. Hangat pelukan itu pertanda penjagan yang tak akan berhenti dilakukan. Aku memelukmu semalaman tetapi
Menulis dan menangislah