Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Entahlah

Apa aku terus mengeluh sehingga waktu terasa cepat berlalu Menempu semua hal dengan terburu-buru Apa benar hati ini terluka hanya karena kata Kemana rasa iba dihati  Jangan halangi ketika bahagia akan pergi dengan cepat Menjauhlah bila sudah waktunya tiba Aku pembenci untuk semua hal Aku tak bahagia atas apapun, katamu Menyayat hatiku saat terus membayangkan Apa yang salah dari semua rasa Begitu hilangkah rasa kasmaran Menusuk sanubari yang tak kian sabar Apa yang terus terjadi menyakiti Memori yang kian menghakimi Selalu terlihat merana Wanita kesepian

Romansa Sendu Lebah dan Bunga

Aku ingin menceritakan sebuah kisah, tentang lebah dan bunga. Cerita tentang perjuangan jarak dan perjuangan sebuah harapan. Menurutku ini adalah sebuah kisah haru yang membuat mataku mulai berkaca saat ingin menulisnya ulang. Bunga dan lebah dipertemukan disebuah tempat yang sangat bersahabat berawal dari tak saling mengenal. Bermula dari rasa tak ketertarikan lebah dan bunga enggan untuk berpapasan. Tetapi semuanya berubah menjadi sebuah kebiasaan, selalu bertemu, selalu bersama, dan belajar bersama. Tak hanya cukup dengan begitu saja bunga dan lebah seolah memiliki hasrat juga rasa ketertarikan yang sama seiring dengan pertemuan itu berjalan. Sebuah pertemuan yang menghasilkan sebuah kata indah dan kenangan yang sangat mengesankan. Pertemuan tak bisa selalu ada diantara keindahan, hingga waktunya telah tiba lebah harus berpindah kembali kemana dia berasal, sedangkan bunga masih tak beranjak dan tetap tinggal. Perpisahan selalu datang lebih awal dimana pertemuan baru saja berm

Rindu

Aku telah menunggu dengan benar tapi aku tahu selalu gagal. Aku mencoba lebih bersabar tentang waktu tapi aku merasa masih tak sanggup. Dan sekarang aku mencoba menghargai pertemuan yang telah terjadi dan menanti untuk pertemuan berikutnya yang entah kapan. Remuk hatiku sejujurnya, luluh dayaku seutuhnya tapi aku bisa apa. Jarak jarak jarak dan jarak hanya ini penyebabnya. Bukan galau lagi namanya jika setiap hari merasa ingin bertemu. Bukan galau lagi yang ingin kukatakan bila tiap waktu rasanya ingin meneteskan air mata. Rindu sekali. Waktu bilang tunggu tapi aku merasa sudah tidak sanggup, bukankah seharusnya aku harus sanggup. Bagaimana bisa semuanya harus diterima sebaik mungkin agar tak ada lagi tangis. Aku tak sekuat itu dan tak sesederhana itu. Bisa menerima juga merasa biasa atas semua yang akan terjadi nanti. Pertemuan itu belum terwujud juga.  Meneruskan langkahku, menyibukkan diriku menekuni kesibukanku. Tak halang ada waktu senggang yang membuatku tetap merasa

Jarak Menyuruh Menunggu

Aku selalu menunggu untuk bisa bertemu Aku menunggu waktu dari hitungan hari menjadi beratus hari Aku terus menunggu hingga tangis tak sanggup lagi kutahan Ketika air mata jatuh bukan tanpa alasan tapi rindu Berdoa Tuhan ringankan rasa yang semakin hari semakin menjadi Tapi kutahu semuanya tak mengurangi hanya saja membuatku lebih kuat Jika saja jarak tak menyakiti lebih dari ini Jika saja jarak tak kejam seperti ini Mungkin lukaku tak terlalu sulit dicarikan obat penawarnya Mengingat setiap senyum yang sering kupandang Memandangi sekitar tapi yang bertemu tetaplah rindu Rasa yang tak mungkin dihilangkan tanpa penawar Pertemuan yang diharapkan belum bisa terjadi secepat apapun yang diinginkan Aku merindu dengan terisak tanpa suara Merindu dengan diam dan terbata Menanti waktu lebih cepat berlalu Terus menunggu untuk pertemuan nyata Jarak terus menyuruhku untuk menunggu Tuhan aku ingin pulang... sungguh ingin pulang