Dimana binar rona dipipimu saat cinta bertekuk lutut
Apa yang tersirat dari raut dikening dan bibirmu perkataan iya atau tidak
Kau sunggingkan senyum palsu itu sekali lagi dan tertawa terbahak
Menertawai hari-hari liar tentang petualangan yang tak pernah ada
Kau menggenggam jemari pecundang itu tepat dimana pikirannu kosong dan hatimu tak merasakan apa-apa
Senja diganti malam menenggelamkan dirimu di dalam pelukan mimpi
Pecundang itu mendekatimu tapi kau menepik kali ini kau semburkan tawa terbahak tak berperasaan itu lagi
Kau bercengkrama dengan bulan dan bintang seperti perumpamaan kau tak pernah sendiri
Pikiran dan perasaan yang sudah kau tinggal dijalanan, dibuku-buku, ditulisan tak lagi pernah kau bawa
Kau mengerti telah bebas setelah mengencani pecundang dan menemukan dirimu
Dirimu yang dipecundangi pecundang yag mengencanimu
Komentar
Posting Komentar