Langsung ke konten utama

Aku Bukan Lagi Rumahmu Untuk Pulang

 Sudah tak ada lagi rumahmu untuk pulang
Semalam katamu benci dengan mimpi
Ucapan dan untaian kata yang kau ucapkan tertancap jelas dikepala dan dada
Ucapmu tak suka semua yang telah kuraih serta semua impian
Kamu bilang iri jika hal yang membuatku bahagia adalah perihal tentang aku bukan kita

Sayup air mata turun pertanda cinta saja bisa melukai berkali-kali
Aku pikir dengan berpisah membuatmu berubah menjadi pribadi yang sadar
Hidupku adalah tentang apa yang ingin kuwujudkan di masa depan
Ini berbeda tentang perihal cinta dan keputusan untuk bergandeng hingga altar
Ucapmu mudah bagiku memilih katamu rendah dirimu atas pencapaianku

Apa ada manusia yang lebih kejam dari kata 
Bagaimana bisa makhluk yang mencinta atasku bisa menusuk rongga dada hingga tak mampu berkata
Sebegitu besar rasa dendam manusia hingga ucapan dan emosi saja sudah tak kenal rasa iba
Dimana letak manismu saat berkata aku cinta aku semesta dan aku segalanya
Apa bual cukup menghanyutkan lirihnya batin nestapa yang kamu banting oleh kata setiap malamnya

Aku telah pergi setahun lalu meninggalkan kita
Pergi karena sifatmu
Mengalah karena ingin kasarmu
Mencairkan suasana dengan meninggalkan
Karena bagiku jika pergi bisa membuatmu baik
Jika pergi bisa membuatmu lebih menyayangi arti hadir seorang aku
Kesalahanku memberikan kebaikan dan ketulusan ingin menemani mengobati lukamu
Tidak aku tak bisa mengobati apapun bahkan tusukan kata setiap hari bisa saja membuat nadiku berhenti kapan saja

Lalu malam ini keputusanmu kembali berubah
Inginmu menjadikanku satu dimasa depan tetap hanya aku katamu
Bagaimana dengan ucapan “aku sayang wanita itu” dan meninggalkanku dengan terhalangnya komunikasi
Aku tidak akan mengejarmu aku tidak akan cemburu aku tidak akan merontamu 
Aku sudah bulat atas keputusan pergi setahun lalu tanpa bergeming dan tanpa tawar menawar
Kecuali, kamu datang keorang tuaku dengan niat tulus bukan dengan emosi bahwa kamu cinta tapi tanpa ada usaha 

Setiap hari kepalamu berubah tentang aku
Katamu aku tak boleh sakit perihal kita
Sungguh terlambat sangat sakit tentang perihal menjadi pelampiasan amarahmu
Jika ada selain aku kejar
Jika ada mimpi selain aku kejar
Jika ada bahagia selain aku kejar
Tak ada kata menahanmu disini sungguh tak ada
Bagaimana dengan kembali ?
Benar pertemuan dan kembalinya rasa itu nyata ucapku
Tapi bagaimana hari-hari setelah itu
Terlalu banyak drama kebohongan yang bahkan aku tak bisa sanggup menghitungnya

Saat muncul dalam keadaan marah itulah aku yang tak bisa lagi menahanmu
Marahlah lampiaskanlah kemana saja asal bukan padaku
Pergilah berlarilah kemana saja asal jangan menyesal dan mengingat aku
Menjauhlah menghilanglah bila kamu lelah bukannya berbalik arah lalu merindukanku
Jangan lagi menyesali apa yang sudah kamu mulai dengan harimu tanpaku
Tangis tak berbalas dan tak bisa kuhapus itu jangan lagi dikeluarkan
Aku tidak akan pernah menahan keputusanmu 
Begitulah aku bertahun-tahun hidup karena alasan cinta dan tulus atasmu

Hanya saja sabar ada titik tumpunya
Hitungan kesabaran yang aku miliki tak sebanyak Nabi pemilik umatnya
Kesetiaanku tak dapat disandingkan dengan Ainun pemilik cinta Habibie
Aku manusia biasa gadis biasa pemimpi biasa
Aku ingin hidupku baik-baik saja seperti lainnya
Aku tak perlu membuatmu bahagia karena harus merubah aku
Aku tak ingin lagi memaksa diriku bersemangat hanya untuk mengendalikan emosimu
Aku sudah tak bisa lagi menjadi air yang menenangkan kapanpun kamu ingin menjadi api

Aku dan kamu
Ada yang masih terikat antara kita 
Ada yang masih terikat hingga dada kita tak tenang
Ada yang masih terikat saat kamu tersenyum ada yang tak lepas
Ada yang masih terikat bahkan saat kamu memaksakan bahagia ada yang tak benar-benar membuatmu bersahaja

Aku ingin melepaskan ikatan itu hari ini
Melalui tulisan panjang lebar ini dengan hati ikhlasku
Memohon kepada Yang Esa agar semua yang diikat dihati bisa lepas 
Supaya apa yang dikhawatirkan bisa menjadi tenang
Dan apa yang tertuju pada masa depan sudah bukan tentang perihal siapa yang pergi atau siapa yang ditinggalkan
Karena pada tulisan ini aku sudah tak ingin menjadi bagian dari hari dan berlangsungnya hidupmu


Aku melepaskanmu
Aku mengikhlaskanmu
Aku menyertaimu
Aku menghilangkanmu
Aku mendoakanmu
Aku bukan lagi rumah
Dan tidak akan pernah menjadi rumah
Aku bukan lagi tempatmu pulang
Dan tidak akan pernah lagi menunggumu pulang
Aku bukan lagi masa depan
Dan tidak akan pernah menjadi masa depan
Dengan hati ikhlas lapang dada
Bismillah ucapku dalam dada sembari membawa tulisan ini
Aku melepaskan kita
Masa-masa bertahun yang akan kukenang indahnya saja
Masa-masa berjuang yang akan kukenang baiknya saja
Aku harap kamu juga begitu

Pergilah sejauh inginmu
Berlarilah sejauh langkah kakimu
Berjuanglah sejauh mimpi yang kamu punya
Semua milikmu tak ada aku
Semua milikmu tak akan lagi aku
Aku merelakanmu apapun keputusanmu hari ini
Apa hal yang membuatmu bahagia hari ini
Semua adalah milikmu 
Tak ada aku
Tak ada aku
Tak ada kita

Aku melepaskanmu
Rumah yang sudah kamu tinggalkan
Rumah yang sudah aku tinggalkan
Rumah yang sudah kukubur perlahan
Rumah yang sudah kudoakan
Semoga rumah baru dimanapun nanti
Membawa bahagia
Bahagia atas dirimu
Bahagia atas diriku
Bahagia 
Tuhan Memberkati
Allah menyertai

Jika jodoh adalah hak dan kepemilikan yang bahkan aku pun tak bisa menahan semesta serta sang Pencipta. Apa yang ditakdirkan untukmu dan apa yang ditakdirkan atasku tidak akan tertukar. Aku percaya.


Ditulis setelah shalat maghrib,



Anggi Zaus

Komentar

  1. Mencintai tanpa bukti 0 besar tak ada artinya.. Buktikan cinta yang sesungguh nya.. Dan ternyata kamu bukan lagi rumah yang di tuju nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak hanya perihal rumah tetapi perihal semua hal. Tetapi rumah adalah tempat dimana semua orang kembali pulang. Dan rumahku sudah bukan lagi tempatnya pulang :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau