Langsung ke konten utama

Tulisan Untuk Mama

Dear Mama 
Mama beberapa minggu belakangan ini hidupku disini sangat buruk. Ada saja hal yang membuatku harus berlinang air mata dan menjatuhkan butiran air yang berharga ini. Mama aku bosan ditempat ini, lingkungan sangat buruk yang pernah aku alami ma. Disini semuanya semua hal harus kulakukan dan perbuat sendiri tanpa ada bimbingan peringatan ataupun perhatian ekstra. Tidak sedikit kata bosan keluar dari mulutku setiap harinya. Ma, hidupku sangat tak beraturan buruk sekali.

Aku kehilangan ma atau aku bisa bilang pengkhianatan dan kebohongan. Tidak ada orang yang benar-benar bisa dipercayai disini. Kemunafikan selalu saja mengampiri orang-orang disini. Apa tidak ada yang bisa biasa saja seperti adanya mereka. Kepura-puraan yang membuatku tak habis fikir semuanya sama saja dan tak ada pengecualian. Seakan selalu bisa menjadi tebaik dimataku ma tapi padahal aslinya mereka tidak lah sebaik dari apa yang selalu diucapkannnya kepadaku. Kata-kata manis dan respon hangat yang selalu kuiterima itu seakan tak lebih dari hanya topeng cantik yang ditunjukkan. Aku terlalu sering kecewa sendiri menghadapi kenyataan ma.

Beberapa hari ini aku sangat rindu rumah dan semua penghuni rumah ma. Aku rindu mama , aku rindu papa, aku rindu kakak dan aku sangat rindu gadis kecil teman bertengkarku dirumah itu ma. Aku sakit hati karena selalu saja ada yang memanasi hatiku saat mereka kembali kerumah yang jaraknya dekat. Tak seperti aku yang harus selalu bersabar dan belajar untuk tidak cengeng. Tetapi sama saja ma, aku tetap saja seperti dahulu tidak ada yang berubah dan mesti kurubah. Aku masih anak manja dan keras kepala itu tetap jadi "Andi-nya" mama yang dulu.

Sekarang aku tidak punya teman perempuan setiap harinya lagi ma. Semuanya meninggalkanku dan sepertinya tidak ada yang peduli tentangku. Atau hanya saja aku sangat menyusahkan bagi mereka. Sudah berapa kali ma dari awal aku berada disini tidak ada yang tidak meninggalkanku semua terjadi secara berkala dan pelan-pelan. Bermula dari rahasia  akhirnya mendiamkanku setelah itu pergi tanpa menghiraukan dan memperdulikan. Teman dan sahabat disini belum bisa aku temukan yang setia ma seperti "Mereka C6-ku" dimasa SMA dulu. Aku hanya bisa tersenyum dan meringis sesekali jika mengingat kenyataan ini ma, tapi yasudahlah aku tak seharusnya berfikir keras.

Setiap hariku saat ini hanya dihabiskan dengan pacarku ma, ya dia pacarku. Semua hal selalu kulakukan dengannya saat ini. Kemanapun dan kapanpun hanya dengan dia. Setidaknya dia selalu ada untukku ma, memperhatikan kegiatanku dan sesekali menghiraukan kondisiku. Tiada hari yang tidak kulalui dengannya saat ini ma. Dia baik ma, hanya saja aku tidak akan tahu apa mama akan suka atau tidak padanya. Baru 2 bulan aku menjalani hubungan dengannya ma. Mama tenang saja dia bisa menjagaku dan menemaniku.

Mama aku hanya bisa menulis tentang ini saja. Ma, maaf ya aku menangis lagi hanya karena rindu. Tapi ma setidaknya aku sedikit lega bisa bercerita sepanjang ini. 

Mama aku merindukanmu
Aku rindu rumah nyaman tempatku bisa bahagia dengan tulus 
Keluargaku aku mencintai kalian walau sesungguhnya aku bukan anak baik dan penurut
Benar, anak nakal ini ingin pulang !

With Love

Anggi Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau