Langsung ke konten utama

Tuhan, Apa ini Mungkin?

Ada waktu dimana aku selalu ingin bertanya
Tuhan, berapa lama lagi dia disampingku?
Bisakah aku meminta tolong Tuhan
Buat senyum dan tawa yang dia miliki tak berubah
Jaga dan lindungi dia
Aku mencintai makhluk ciptaan-Mu yang satu ini
Benar, sungguh menyayanginya

Aku mengerti dan sangat tahu
Tak mudah meminta ridho-Mu untukku dan dia
Perbedaan cara menyembah-Mu membuatku dan dia merasa tak ada yang mungkin
Keadaan mengajarkanku arti sabar
Dari hal yang paling mudah hingga tersulit seperti saat ini

Ridho-Mu yang akan menuntunku
Semua ujung dari waktu dan kisah hidup kuserahkan
Menyembah dan berdoa
Apa ini Mungkin?

Matahari tak selalu bersinar terang
Begitupun juga doaku yang tak selalu terkabulkan
Aku memang menyerahkan semuanya pada-Mu Tuhan
Bahagianya dan senyumnya benar adalah kebahagiaanku
Tentunya dia bahagia dengan satu alasan aku

Semuanya telah kucari
Apapun ujungnya telah kuselidiki rinci
Tapi semakin kupahami semua itu menjadi semakin tidak mungkin
Cintaku sangat jauh lebih besar kepada-Mu Tuhan

Beri aku peringatan da kuasa-Mu
Buat aku memantapkan hati dan pikiranku
Aku masih belum ingin semuanya berakhir
Hanya kehendak-Mu yang mengatur segalanya
Segala hidup,mati dan jodohku
Tuhan engkaulah Yang Maha Tahu Segalanya

Tapi ,Tuhan tolong buat semua ini menjadi mungkin
Aku dan dia atas Ridho-Mu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau