Langsung ke konten utama

Januari dan Aku

Januari, awal bulan di tahun 2013
Bulan yang memberikan sejuta rasa. Kesedihan diawal dan kebahagiaan diakhir. Tak ada yang mudah diawal tahun ini. Dari kerinduan terhadap rumah, sahabat dan keluarga tercinta. Bahkan aku tak merasakan kemeriahan pembuka tahun ini. Semua aktifitas perayaan kudapati dengan kata biasa. Januaripun membawa kesedihan dan kerapuhan dihatiku. Tepatnya selang tiga hari perayaan tahun baru, kekasihku meninggalkanku dia pergi dengan alasan untuk kemandirianku. Memang tak cukup lama waktu yang kuhabiskan dengannya hampir 9 bulan. Tetapi dia memutuskan untuk terlepas dari genggamanku dan memulai segala hal yang diinginkannya tanpa ada aku.

Kumulai dari perpisahan dan kesedihanku diawal bulan ini, ya Januari. Memang tak sedikit air mata yang kukeluarkan untuk menerima kenyataan bahwa dia tak mau bertahan disisiku. Semalaman aku terus berpikir kenapa ? dan kenapa ? mengapa ? dan bagaimana bisa ?. Terlalu jauh aku terus berpikir dan terlalu keras pula tangis yang kuteriakkan. Aku sungguh telah kehilangannya dimana aku telah patah hati diawal tahun 2013. Aku dan dia telah berakhir. Kisah indahku dan cerita bahagiaku sudah selesai. Dan waktu yang dimilikinya telah habis untuk bersamaku.

Dua hari setelah memutuskanku dia menjelaskan semuanya. Dia bilang "Kita pacaran masa ga ada putusnya kita itu mesti fokus ketujuan awal, Kuliah. Aku bosan masa setiap hari kita makan, tidur, kemana-mana cuman kita berdua. Cuman mikirin kamu, ga mikirin hal lain, ga ngelakuin apapun yang dipikiran cuman kamu. Setiap hari cuman buat ngekhawatirin kamu aja, sampai aku ga pernah ngelakuin hal apapun tanpa kamu. Kamu juga mestinya cari temen baru atau yang lain, adaptasi sama orang lain bukan cuman menomer satuin aku. Memang sakit harus pisah aku juga ngerasain. Tapi aku juga ingin kita tetap temenan aja, sama kayak dulu seblum kita pacaran. Tetep biasa"

Entah apa yang ada dipikiran kalian kalau kekasihmu berkata hal seperti itu. Yang aku tahu aku masih saja menganggap perasaanku sama tak berubah untuknya. Dari kata-kata itu aku mulai berbenah dengan hariku. Aku mulai menata ulang semua yang aku punya. Ya dan setelah berbulan-bulan akhirnya aku mulai semuanya dari awal lagi. Mulai dari prubahan sikap dan seolah seperti tak saling mengenal satu sama lain.

Hariku berlalu dan tanpa bertemu juga memandang kearahnya. Aku sempat menghujat Januari kenapa datang dengan pelajaran baru lagi?. Resolusi tak terduga ditahun 2013 yaitu Single. Perubahan sikapnya mulai terlihat setelah perayaan 19tahun ulang tahunnya. Hanya sehari itu aku merasa masih sempat memilikinya. Setelah hari berikutnya dia mulai kesisi hidupnya yang dulu; kaku, diam dan dingin. Seolah aku bicara dengan orang yang tak pernah dikenal. Setiap hari aku terus berpikir dia akan kembali tapi kenyataannya tak pernah sama. Dia maju lebih cepat dididepanku. Januari awal yang tak terduga dan sangat tak pernah bisa kuduga.

Pertengahan januari aku sudah mulai terbiasa tanpa kabar, tanpa pernah bertemu dan tanpa melihat updatean dijejaring sosialnya. Karena entah dengan alasan apa dia menghapus dan memblock akunku. Panik dan kembali berpikir, apalagi ini? Kenapa dia menjadi berubah sekan tak ingin melihatku lagi? Butuh waktu semalaman lagi untukku menata hati dan menyimpan kegelisahan sendiri.

Ujian akhir semester dimulai, aku mulai berjuang sendirian. Aku mendapat semangat lebih dari keluarga dan sahabat yang selalu disisiku meskipun mereka jauh. Semuanya seakan berjalan dengan mudah , perjuangan ujian dua minggu dibayar lunas dengan tiket kepulangan kerumah tepatnya  sehari setelah ulang tahunku. 24 Januari 2013 bertambah usiaku dan menjadi 19 tahun. Sahabat dan orang tua adalah kado kebahagiaan yang paling istimewa diakhir bulan ini.

Akhir Januari dan tiupan lilin dipenghujung tanggal 24 Januari 2013. Teman-teman yang sangat bersimpati denganku dan mengucapkan selamat ulang tahun. Acara perpisahan setelah ujian tepat dihari ulang tahunku. Bahagia itu yang sangat ingin kusyukurkan kepada Tuhan. Tanpa seseorang yang specialpun aku masih tetap terus melanjutkan hidup. Masih banyak mereka yang tetap ada dan setia disisiku yang tak akan prgi sesukanya.

Dihari kepulangan dan rumah, kado Spongebob lagi dari kakak kembarku. Bisa kalian bayangkan senyum bahagiaku? Aku memeluk keluargaku dibandara mereka semua bergiliran menyambutku dengan pelukan yang seolah berkata " Selamat Andi, kamu udah dirumah jangan sedih lagi". Dengan senyum penuh kebahagiaan penghujung Januariku dan perayaan ulang tahun. Terimakasih Tuhan atas segala nikmat yang tidak pernah berhenti.

Dirumah , paginya aku sudah dijemput oleh bagian dari duniaku dimasa Sekolah Menengah dulu. Aku berkumpul bersama C6 dan kembali merayakan ulang tahunku. Kue yang lucu dan cerita-crita masa lalu yang sangat menyenangkan. Tak seharusnya aku bersedih karena masih banyak alasan yang kupunya untuk terus tertawa dan bahagia. Mereka yang paling aku cintai setelah keluargaku. Mereka yang selalu bisa mengubah sedih jadi bahagia. Ketika perpisahan terlalu sakit dan jarak terlalu kejam untuk memisahkan aku dan mereka.

Hari ini aku telah menyimpulkan Januariku.
Semua kesedihan dan kebahagiaan yang telah Tuhan berikan dibulan Januari adalah untuk penambahan cerita dalam hidupku. Aku masih punya bagian lain dari hidupku yang selalu menganggapku ada dan merasa senyumku masih dibutuhkan. Rumah adalah tempat teraman untuk pulang ketika dunia dan cinta terlalu lelah untuk terus kau capai dan prtahankan.

Diakhir Januari aku hanya ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan atas segala hal yang telah jauh dan bahkan hal yang telah dekat. Aku ingin Februariku, Maret da bulan berikutnya lebih bahagia lagi dari ini.

Kututup Januriku
Kubuka bulan berikutnya dengan hal positif yang baru
Aku tahu orang yang mencintai dan aku cintai serta Tuhan
Akan selalu berada disisiku

Kebebasan, Kebahagiaan dan Rencana Tuhan
Aku Ingin Tetap dan Selalu Bahagia
Amin

Januari , Terimakasih ya buat pelajarannya !


With Love
Anggi Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau