Langsung ke konten utama

Aku Tempatmu Pulang, Aku !

Pernah berpikir melupakanku? 
Pernah ingin terus menghilangkanku ?
Pernah kamu coba terus membenci tapi akhirnya semakin sesak?
Pernah mencoba menginginkan waktu cepat berlalu dan segera pergi?
Usahamu akan gagal jika masih ada aku kamu selipkan disetiap waktu dan keadaan disekitarmu.

Masih ingin terus memperburuk keadaan ?
Masih inginkah maju kedepan tanpa mengikutsertakan aku ?
Kamu tak akan mampu jika hati kecilmu masih saja memanggil dan memintamu untuk mempertahankan aku.
Sadarlah biarpun lambat jalanmu ataupun cepat kamu mencoba maju, kamu takkan pernah bisa memungkiri masih ada aku.

Bukan cinta yang membuatku menulis
Bukan waktu yang membuatku ingin mengulang semua
Bukan maksudku menjauhi dunia yang seakan terasa menyudutkan keberadaanku
Bukan mendorongmu semakin jauh dan pergi tanpa ada aku
Bukankah kita memang tak akan bisa terus saling bersikap seolah dahulu tak pernah ada

Aku dimatamu apakah masih seperti saat kamu mencium keningku sebelum tidur?
Aku dimatamu apakah masih menjadi gadis manja yang selalu kamu suapi ketika makan?
Aku dimatamu apakah masih menjadi gadis terbaik yang kamu peluk dan kamu dekap erat hatinya?
Aku dimatamu apakah masih seperti jodoh yang ingin kamu jaga dan kamu cubit pipinya ketika dia salah?
Aku dimatamu apakah masih menjadi bait doa disetiap kali kamu berbincang dengan Tuhan?
Dan apakah aku dimatamu masih menjadi wanita yang kamu cintai setelah ibumu?

Ketika pertanyaanku seolah mengajak kenangan muncul lebih jauh dan lebih dalam
Aku tak takut bila harus mengenangnya sendiri untuk diriku
Bukankah aku terlalu kuat untuk menulis kemudian tersenyum betapa aku sangat memilikimu
Banyak sekali hal-hal yang sepele dan rumit bila terus dijelaskan
Karena yang selalu kupikirkan, aku adalah tempatmu untuk pulang. Iya aku.

Tak bertemu bukan berarti aku lupa cara pola berpikirmu
Tak bertemu bukan berarti insting dan perasaanku juga ikut tak bertemu dengan apa yang terjadi padamu
Tak bertemu bukan berarti melupakan dengan cepat bahkan menghilangkan dengan mudah
Tak bertemu bukan berarti menjauhi dan membenci tapi membiarkanmu melakukan yang kau ingin 
Tak bertemu bukan berarti kamu boleh menggapai yang lain dan menghilangkan aku
Aku selalu yakin jika bertemu semuanya akan kembali seperti biasa, aku merasa kembali memilikimu

Sekarang kamu memang bukan lagi kepunyaanku
Ketika semua orang bertanya tentang kamu 
Ketika semua orang menyayat jantungku dengan pertanyaan tentang kamu
Ketika aku harus terus tersenyum ketika masih saja mereka menyebut namamu saat memanggilku
Ketika aku harus berpura baik-baik saja dan tertawa sumbringah saat mereka meledekku untuk kembali padamu
Salahkah yang aku lakukan ? Apa kamu juga mendapat perlakuan yang sama ?

Rasa takutku untuk membuat semua seolah baik-baik saja
Membuat waktu terus berjalan dengan cepat dan tak terlalu mengenang semuanya
Menjauhi tempat kenangan dan jalan dimana setiap tempat membuatku melihat sosokmu disana
Membayangkan sentuhan lembut tanganmu masuk dicelah jemariku ketika aku berjalan sendirian
Sambil mengkhayalkan tempat itu hidup dan ada aku juga kamu tengah tertawa bahagia melihat dunia
Kutahu tak akan habis waktu bila terus membayangkannya

Apa ini sakit ?
Apa ini luka ?
Apa aku kuat ?
Aku melihat tak pernah ada lagi aku disetiap status jejaringmu
Aku melihat tak pernah ada lagi aku disetiap folder fotomu
Aku melihat tak pernah ada lagi namaku dipassword blackberrymu
Aku melihat tak pernah ada lagi namaku dihardisk laptopmu
Aku melihat tak pernah ada lagi satupun file foto kita berdua disemua tempat dihandphone ataupun laptopmu
Aku melihat tak pernah ada lagi fotoku memakai baju berwarna merah muda didompetmu
Betapa kuatnya aku saat kenyataan ini benar adanya dan kepunyaan bukan lagi milikku

Saat aku harus cemburu diam-diam melihat apa yang terjadi
Saat aku memaksakan senyum untuk terus mengikhlaskan perubahanmu
Bukan menjauhi semuanya karena akan semakin sakit aku tahu itu
Tak pernah ada rasa berlebihan ketika ini kutulis 
Aku menulis diiringi sentuhan indah masa lalu dan kenyataan masa sekarang hanya itu

Jangan tertawakan aku ketika membaca ini
Tersenyumlah karena aku masih akan terus menghadapi semuanya dengan caraku
Aku yang masih menyimpanmu rapat-rapat disini
Membuat rangkaian pintu hatiku agar semakin kuat dan tak mudah rapuh
Meyakinkan hatiku untuk tetap berjalan walau kutahu semuanya tak lagi sama

Seperti apapun perubahan keadaan kita saat ini
Walau gengsimu tak bisa membawamu kembali dan pulang dengan cepat
Sampai berapa lama lagi kita terus berpura-pura lupa dan saling menghilangkan
Hatiku dan pikiranku masih saja merasakan apa yang terjadi padamu disana
Mencoba memperbaiki dan berpikir semuanya akan cepat berakhir

Kamu jangan pernah pergi kehati yang lain
Kamu jangan mencoba lagi menyakitiku dengan cemburumu
Kamu jangan lagi membuat kita semakin lama terpisah dan semakin merindu
Hanya karena statusmu dan aku tidak lagi ada

Sampai kapan lagi kita begini?
Pulanglah karena hanya aku tempatmukembali
Aku tempatmu kembali, hatiku yang tetap untukmu
Sadarlah dan redam sedikit gengsi jika itu menyakitimu
Seperti apapun kamu mencoba hati yang baru mereka hanya rumah singgah
Lihatlah hanya aku yang bisa mengertimu dan memahamimu

Semoga tulisanku membuatmu mengerti
Karena aku selalu butuh kejelasan dan keberadaanmu tetap disini  
Tepat dihati dan kehidupanku 

Iya , akulah rumahmu untuk pulang
Kembalilah , kembali .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau