Langsung ke konten utama

Hatiku Masih Sama

Semua sudah berubah, usia, bentuk tubuh, potongan rambut dan pola berpikir, kecuali satu hal cintaku padamu tetap sama tak pernah berubah.

Yang baru saja kutuliskan tadi itu benar, semuanya telah berubah dari diriku. Usia yang telah jalan menuju 19 tahun lebih, juga bentuk tubuhku yang sekarang sudah tak kecil lagi. Serta tak lupa potongan rambutku yang sekarang sudah tidak panjang lagi dan pola pikirku yang semakin hari semakin dewasa. Tetapi semua hal itu membuat pengecualian atas cintaku padamu, yaitu tetap sama tak pernah berubah.

Kamu berpikir mungkin semua kata-kata yang kususun berlebihan tapi ini kejujuran. Hatiku masih sama dan akan terus tertuju pada satu arah yaitu kamu. Aku tak akan mengungkirinya karena memang itu yang aku rasakan sampai saat ini. Hatiku masih terus menempatkanmu pada urutan nomer satu bukan yang lain. Semua perubahan yang telah terjadi dan hati yang akan selalu tetap untukmu, tolong jangan merusak dan menghancurkannya. Karena hati dan cintaku tulus untukmu.

Waktu juga tak tetap begitupun tempat juga tak pernah tetap tapi aku menginginkan hatimu selalu tetap untukku dan aku juga akan melakukan hal yang sama kepada hatiku hanya untukmu , bersedia ?

With love

Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau