Langsung ke konten utama

Aku Pernah Memeluk Sendiri Kerinduan

Aku pernah benar-benar merindukanmu hingga sakit diulu hatiku

Aku pernah ingin menyerah pada kekasihku demi memelukmu erat didadaku

Aku pernah menghentikan waktu diantara pelukmu dan ciuman dikening

Aku pernah bernafas terengah-engah agar aku segera bisa melihat tawa bahagiamu

Aku pernah menginginkan semuanya menjadi lebih sama seperti yang kau harapkan dariku

Aku pernah mencinta dengan jarak kemudian terluka sendiri

Aku pernah mengajakmu bercakap tentang perihal masa depan yang panjang

Aku pernah bersungguh-sungguh dalam hatiku agar dia sabar menunggu

Aku pernah ingin memanggilmu sayang seperti kamu memanggilku

Aku pernah terjebak dengan pikiran-pikiranku sendiri tentang semua yang terjadi

Aku pernah ingin meninggalkanmu jauh sebelum akhirnya aku yang ditinggalkan

Aku pernah mengeja namamu dalam doa ketika hari terlalu bersedih tentang hadirmu

Aku pernah memeluk sendiri kerinduanku dengan boneka tak bernyawa pemberianmu

Aku pernah melempar semua kenangan kelangit agar dia tak pernah kembali

Aku pernah menginjak kata-kata mesra yang kau untai dengan penuh rasa

Aku pernah melukai banyak hati untuk sampai pada hari ini dengan setiaku

Aku pernah menjadi lupa diri saat aku melihat senyuman seseorang yang lebih menarik darinya

Aku pernah menyerah jatuh hati lagi pada hal-hal baru

Aku pernah menginginkanmu sungguh menginginkanmu

Aku pernah hampir berlinang sendiri dengan rindu tanpa bantuanmu

Aku pernah merasakan sakit yang kau rasakan jauh sebelum rasa itu kau nikmati kini

Aku pernah mendua kan hatiku hingga aku menyesal dan kembali

Aku pernah mencinta

Aku pernah menyayangi

Aku pernah mengasihi

Aku pernah merasakan peduli

Aku hanya terlanjur merasakan pernah yang tak ingin kuulangi dimasa nanti

Aku  mencintainya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau