Ketika rindu sudah bukan lagi hal
indah yang ingin kamu rasakan dan senyuman bukan lagi penyembuh segala luka.
Aku memeluk diriku dan tersenyum sekali lagi didepan cermin, ternyata tidak ada
hal yang buruk dari sebuah perpisahan.
Andai aku bisa memutar waktu
dimana hanya ada aku. Sejenak aku melamun tentang semua yang telah terjadi
beberapa minggu ini. Kepada malam yang dahulu setia mendengar isak tangis dan
perih didada sekarang memelukku dengan erat pertanda aku sekarang akan
baik-baik saja. Begitu juga pagi yang menawarkan mimpi baru serta pertemuan
yang tidak mungkin lagi terjadi. Pagi dan malam yang menemani lebih setia dari
hati manusia.
Ada banyak hal yang tidak pernah
terungkapkan kusimpan dihati, tentang waktu, tentang letih, tentang setia,
tentang sabar dan tentang luka. Aku yang kata mereka tidak akan peduli pada hal
sekecil apapun, bagaimana dengan mereka ?.
Aku yang tahu tentang hari dan diriku bukan mereka. Aku sudah tidak
punya waktu untuk menangisi kesepian atau dinginnya pengabaian. Aku pada hari
ini seakan tersadar betapa tulusnya hatiku memberi untuk hari-hari dimana yang
kuberi terkadang tak ada harganya dimata manusia. Ketika senyumku dibalas
dengan kemarahan, bahagiaku dibalas dengan sinis, kesukaanku dibalas kebencian
serta ketulusanku dibalas ketidakpedulian. Aku sudah cukup menahan luka serta
menyabarkan diri, aku hanya terlambar sadar. Hari-hari yang malang.
Saat hati lebih kuat dari baja
disaat itu kamu akan paham hidupmu tidak seharusnya bergantung pada siapapun.
Manusia bisa pergi, hati manusia bisa berubah dan pandangan bisa berbeda. Aku
terus belajar memahami mengadu kepada waktu hari-hari luka dan tangis bukan hal
mudah. Aku tidak ingin mengingat kapan tangisku pecah karena kehilangan, ketika
aku tidak bisa memberi waktuku kepada diriku sendiri. Semua yang kuberi
kepada manusia adalah hal yang harus kutanggung sendiri sampai pada hari ini.
Ketika manusia mulai berbicara
dibelakangku disaat ini lah aku semakin mengerti dan paham. Aku butuh merentangkan
jarak dengan mereka memberi diriku waktu untuk berpikir dan memutuskan tanpa
mereka. Aku tidak perlu ucapan siapapun untuk membuatku mengerti apa yang aku
lakukan, mereka bukan aku.
Hari-hari mengerti, memahami
bahwa keputusanku tak perlu disesali.
Tersenyumlah karena memang dari hati bukan karena orang lain yang meminta.
Tersenyumlah untuk dirimu, bahagiamu.
Tersenyumlah untuk dirimu, bahagiamu.
With Love,
Caroot
Komentar
Posting Komentar