Seketika
pikiranku mengenang baik dan buruk hari-hari yang telah kulewati setelah
perpisahan. Setahun lalu dengan sadarnya jantung hatiku meminta ada hubungan
yang harus kuhentikan ditengah jalan. Ini tentang diriku yang sudah beranjak
dari masa bahagia adalah milik ku sendiri bukan lagi milik berdua. Ketika cinta
saja dan jarak antara mimpi beserta kenyataan sudah tak bisa diukur dengan pola
pikirku. Aku memutuskan untuk menyerah. Aku berhenti meminta lalu aku berhenti
memanggil rindu dan pada akhirnya aku berhenti memanggilnya cinta.
Drama
hidup baru kurasakan lagi, ini bukan kali pertama sang masa lalu tidak terima
dengan kata pisah. Hal ini pernah terjadi entahlah seperti apa aku dimata
mereka tentang masa depan. Hari-hari yang berat dan desakan yang membuatku
lelah berulang kembali. Aku sadar mungkin hatiku diciptakan bukan hanya untuk
hal sepele seperti ini dan hal yang tak berguna ini bukan lah apa-apa. Aku menguasai
jalan hidupku ini bukan tentang orang lain ataupun bukan untuk si masa lalu. Aku
yang akan menentukan kemana hari akan kujalani.
Kenyataannya
dari setiap kata untuk meminta kembali disitulah tak kulihat bahagia dari
dirinya. Setiap tangis dan tawa meledek ataupun penghinaaan serta cacian yang
tak henti keluar dari dirinya tentangku. Aku sadar, tak adakah setitik bahagia
yang ada pada dirinya tanpa aku. Seharusnya manusia bisa memiliki rasa malu atau
berpikir untuk sedikit menghargai bagaimana rasanya dibenci atas semua mimpi. Aku
jarang mengingat dan memperdulikan perkataan manusia tetapi kali ini biarlah
begitu saja. Aku akan mengingatnya sebagai rasa iba dan kasihan atas dirinya
yang kehilangan hidup atas nama bahagia. Bahagia yang bagiku tak ada yang bisa
memberikannya padamu kecuali dirimu ingin memilikinya.
Hidupmu
bukanlah urusan orang lain, sudah bukan lagi urusanku jadi menjauhlah dari
hidup orang-orang yang bila kamu berkata “hai” saja sudah sangat membuat rongga
dada tak tenang dan tak nyaman. Hiduplah dengan dirimu yang kamu punya karena
egois dan teratur seperti inginmu. Kebahagiaanmu sudah bukan lagi urusan
siapapun apalagi aku, tetapi bila kamu tak bahagia semoga orang sekitarmu bisa
memberimu sedikit rasa itu kalau tidak berarti itu tetaplah urusanmu. Aku tahu tak
ada gangguan darimu jika social media ataupun aplikasi chat memiliki pertemanan
denganku, hanya saja aku sudah tak ingin ada dirimu disekitarku. Dari setiap
hal-hal yang kusenangi dari teman-teman yang ada disekitarku tak ingin kujumpai
namamu ataupun tentangmu. Bagiku lebih baik begini karena bila aku menjadi baik
maka tetap saja setiap kata dari mulutmu adalah hal tak berguna yang akan
merusak hari-hariku.
Tentang
kita dimasa lalu biarlah tinggal dimasa lalu, setiap cinta yang sudah terjalin
dan terputus, setiap perkataan indah yang berakhir dengan kebencian, setiap
perilaku manis yang berubah menjadi masa bodoh, setiap dosa kecil dan dosa
besar yang pernah kita lakukan di masa lalu, dan semua hal yang telah berakhir
ditanganku tentang kita. Aku sudah tak ingin semua ini terulang kembali apalagi
membiarkanmu untuk mengetahui hari-hari serta hidup yang sedang kujalani
sekarang untuk masa depanku. Sudah tak ada lagi dirimu atau namamu yang ikut
serta disini. Aku sudah merelakanmu sejak setahun lalu dihari-hari kelabu itu
semuanya aku sudah melepaskanmu rasa cinta atau rasa nyaman itu sudah tak ada
yang tersisa. Setahun yang melelahkan karena bila kupikirkan lagi kamu akan
selalu ada disana untukku ya kamu ada disana tetapi bukan kamu yang kuinginkan.
Aku pikir dengan berkomunikasi bisa membuat kita menjadi semakin dewasa untuk
sekedar berteman saja tetapi tidak bagimu. Kita sudah tidak bisa diperbaiki dan
kita hanya lah masa lalu yang pernah ada bagi hidupku. Kita memang seperti
teman terbaik bila bersama tetapi kita juga adalah musuh terburuk bagi diriku
sampai hari ini. Semua hal yang kamu ketahui tentang diriku adalah hal yang
membuatmu semakin tak menyukai apa yang ada pada diriku. Aku hidup dengan
diriku sesuai dengan inginku bukan lagi apa yang baik dimatamu dan harus
kuturuti. Sudah tak ada kamu dimana-mana dan dihati sekalipun. Aku tahu setiap
kataku adalah hal jujur dan terkejam dari diriku atasmu.
Ini lah kenyataannya walau
terkadang aku memang merindukanmu masih terbesit ingin sekedar berbicara tetapi
bukan berarti aku menginginkanmu kembali, tak ada dibenakku menginginkan kata
kembali atas kita. Aku hanya saja masih menganggapmu teman baik yang mungkin bisa
kuajak untuk bicara tentang hidup. Ternyata tidak begitu dimatamu dan tidak
bagi dirimu. Keputusan tentang menjadikanmu masa lalu tidak akan pernah
kusesali dan tak akan pernah kutarik ulang. Kamu hanya akan hidup dimasa laluku
bukan masa sekarangku ataupun masa depan. Kamu hanyalah masa lalu.
Kepada
masa lalu yang tak pernah merasa bahagia aku harap ini adalah tulisan
terakhirku tentang dirimu. Walau pada akhirnya dari semua kata manisku dimasa
lalu harus berakhir dengan tulisan ini, hal yang tak pernah kubayangkan akan
menulis ini. Maafku atas semua kata dan ucap yang menyakiti sejak berpisah
serta tulisan ini. Aku sudah memaafkan semua perkataan dan sikapmu dari dilubuk
hatiku tetapi bukan berarti akan kulupakan. Aku akan membuat semua tekanan dan
kata buruk itu sebagai motivasi untuk hidup yang lebih baik serta pelajaran berharga.
Satu pesanku jangan pernah kembali atau hanya sekedar bertanya kabar. Hidup lah
dengan dirimu, bahagiamu sudah bukan lagi urusanku seperti kalimat yang kau
tulis terakhir kepadaku. Pegang lah kata-kata itu dari hari kamu mengucapkannya
sampai nanti sampai waktu membuat kita lupa bahwa kita pernah ada dimasa lalu
masing-masing.
Tolong tinggal dan hidup di masa laluku saja
Semoga
kamu mencari bahagiamu setelah menemukan tulisanku ini
bye M
Ditulis dengan ditemani musim dingin negeri kangguru
Anggi Z/ Caroot
Komentar
Posting Komentar