Langsung ke konten utama

Ditangan Dia Yang Mencintaimu

Aku tahu tidak sesabar itu saat kamu harus menghadapi seorang wanita yang bisa melakukan apa saja dengan dirinya

Aku tahu tidak semudah itu meluluhkan hatinya yang sulit membedakan baik dan kasih diantara cinta atau pertemanan saja

Aku tahu tidak segampang itu membuat dirimu bermakna diantara hari-hari sibuknya mencari bahagia atas dirinya

Aku tahu tidak ada yang mudah menyatakan menunggu sementara dia yang mencintaimu disana berharap dengan senyum merekah

Aku tahu tidak indah bila sesuatu tak diawali dengan persetujuan bersama terutama perihal masa depan akan kemana

Aku sangat tahu kamu memiliki cinta yang kuat dan rencana yang besar untuk membuatku pulang ke tanganmu segera

Aku tahu di tangan dia yang mencintaimu maksudku ditangan dia yang mencintaiku , aku akan baik-baik saja

Aku tahu suatu hari dimasa yang paling bahagia akan tersenyum bersama entah itu perihal bayi mungil yang sedang ku peluk atau kah di hari bahagia sejuta manusia

Aku mengerti mari tidak mengkhayalkan rupa dan masa
Kita jalani bersama ? 
Aku ingin kamu setuju karena aku tahu ditangan aku yang mencintaimu , aku akan menjagamu dengan rasa, rindu dan restu pemilik semesta.

Hai, dia yang aku berada ditangan (semoga) kelak menjadi wajah pertama yang kukecup saat mentari menyapa. 

Aku cinta 


Ditulis dengan rintik hujan pulau tasmania,

Caroot


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau