Langsung ke konten utama

Musim Gugur Segera Datang

Musim panas sepertinya akan segera berakhir. Aku sudah merasakan cuaca yang mulai mendingin dan rerumputan yang perlahan menguning. Alam sudah menandakan pergantian musim selamjutnya yaitu musim gugur. Musim gugur benua kangguru begitu aku ingin menyebutnya. Sudah berapa tempat makan yang kukunjungi saat aku lapar karena tak lagi ada ide dikepalaku untuk memasak. Aku kira dengan ditemanimu kemana saja masakan akan lebih enak tetapi sepertinya aku mulai menginginkan sajian dimeja dan ditemani tatapanmu. Sampaikanlah bila lelah atau sedang tak nyaman untuk menemaniku.

Aku disuapi oleh tanganmu tetapi aku tak begitu suka karena melihatku seperti remaja yang baru saja jatuh cinta. Aku ingin membuat memori baru yang lebih menyenangkan tanpa terlihat lugu ataupun malu dihadapanmu. Aku bahagia saat tatapanmu beradu begitu juga tawamu yang renyah antara semilir angin. Sepertinya aku harus mempertahankan yang kumiliki ini entah apa aku bisa.

Aku menyayangimu. Temani aku, aku ingin ditemani kamu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau