Langsung ke konten utama

Hai Aku dan 14 hari

Hai aku.

Maaf bila awal bulan September membuatmu harus melalui hal yang tak menyenangkan. Untuk semua janji agar aku selalu membuat hati dan isi kepalamu nyaman, aku tak mampu memenuhinya. Aku tahu ini bukan karena salahmu tetapi dunia hanya terasa sangat berat dan aku tak mampu melindungimu. Aku sangat minta maaf.

14 hari yang ucapnya sebentar, semua akan baik saja, ini hanya liburan, dan semua ucapan tak berguna yang disampaikan padamu. Aku minta maaf karena kamu harus mendengar dan membaca semua ucapan demikian. Aku tahu perasaanmu tak baik-baik saja, ini bukanlah liburan yang kamu inginkan dan ini sangatlah sulit untuk dilalui. Maafkan aku

Semua rencana yang sudah ada dikepalamu untuk dua minggu serta semua hal yang ingin kamu lakukan untukku. Aku tahu Tuhan selalu punya cara untuk membuatmu dalam cobaan yang Dia tahu kamu mampu melaluinya. Kita masih punya banyak hari tersisa dan sekarang masih pukul 12.40 hari ke 3. Mari kita pikirkan apa saja hal yang ingin kita lakukan untuk mengisi kekosongan hari.

Aku sangat mengerti isi kepalamu tidak sedang baik-baik saja, suasana hatimu sedang tak terkontrol ingin menjerit serta tubuhmu yang mulai lelah karena hanya tidur dan duduk seharian. Aku sangat mengerti betapa semua hal ini menghancurkan tegarnya benteng pertahananmu. Aku sangat meminta maaf atas ketidak nyamanan yang akan kamu lalui dua minggu kedepan.

Tolong jangan kalah dengan semua yang mendorongmu hari ini. Tolong bertahan sekali lagi untuk hari kedepan. Untuk semua tempat yang belum kita kunjungi, semua makanan yang belum kita coba dan untuk semua mimpi yang ingin kita wujudkan. Tolong bertahan untukku sebentar lagi saja. Aku menyayangimu, aku.


Surat cinta untuk aku, yang tengah depresi dan pusing karena isolasi.


Tolong bertahan, untuk aku. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau