Aku punya banyak teman kamu tahu itu, mungkin tak semua tetapi hampir kebanyakan orang tahu siapa aku. Gadis sombong itu, anak congkang itu, manusia yang jarang tersenyum itu. Yaa, kamu tahu persis bagaimana orang-orang melihatku. Saat bersama kamu tak peduli itu, katamu biar apapun kata mereka kamu akan tetap berada disampingku. Aku percaya janjimu, kala itu.
Aku tak berani menghitung berapa ratus hari kita habiskan dengan tak peduli dengan apa yang akan terjadi didepan mata. Aku juga tak mampu menghitung berapa ratus kali pula kita berbagi makanan yang kita suka. Atau berapa ratus kali kamu dan aku berjalan berdua hanya untuk menertawakan betapa kita berdua masa bodoh dengan apa yang ada didunia. Kenapa saat kita bersama semua terasa begitu mudah ? Aku tak tahu apa jawabannya.
Aku menyukaimu dan kamu pun begitu. Tapi kita tahu apa yang lebih membahagiakan dari sekedar panggilan sayang. Kita sangat paham bahwa suka dan sayang antara kita adalah penguat masing-masing tetapi bukan untuk saling mencintai. Setiap kali mereka menertawai , setiap kali mereka mengolok aku tahu, aku tak akan kehilanganmu. Semua terasa sangat menyenangkan bila berdua, bukan begitu?
Hari ini, saat aku berbagi cerita dengan diriku sendiri aku tengah mengenangmu. Entah dititik kehidupan bagian mana yang akhirnya membuatku kehilangan apa yang belum pernah kumiliki. Sejak kapan semua hal yang indah itu tiba-tiba berhenti dan tak lagi bisa terulang. Liku hidup sebelah mana yang membuat kita berhenti menyapa dan berbagi tawa. Kita berpisah tapi tak pernah benar-benar saling berpisah. Apa bisa kita saling memiliki dikehidupan berikutnya?
Sebuah untaian lagu dari Bcl- Cinta Pertama mengiringi tawa dan senyum renyah yang pernah kamu bagi denganku. Kamu manusia yang pernah sangat kusayangi dihari lalu, dihari patahku dan hari masa bodohku terhadap dunia. Aku mengenangmu dengan bahagia, aku berubah, aku sudah tak lagi sebahagia kita pada hari itu. Pikiranku berat karena aku dituntut untuk menjadi dewasa seperti apa yang kita takutkan. Aku tahu kita akan bahagia dengan hari-hari kita hari ini. Aku hanya ingin mengenangmu, betapa bahagia tak sulit dimiliki saat kita bersama. Sendiri butuh banyak perjuangan untuk bahagia. Aku menikmatinya, iya dengan kenangan tentangmu. Aku ingin bahagia seperti tawa kita hari itu, hari-hari bahagia itu.
Ditulis bersama langit teduh musim semi,
Anggi sahabatmu
Komentar
Posting Komentar