Langsung ke konten utama

Lirik Cinta Pertama Untuk Kamu



“Pagi” sapamu, bagaimana bisa lupa bila sapa renyah itu selalu ada setiap hari. Kemudian dilanjutkan dengan cerita apa yang terjadi hari lalu. Sambil tertawa dan tersenyum bersama adalah hari-hari favoriteku. Tak peduli betapa kantuknya pagi ataupun lelahnya sore, kita selalu menertawakan hal-hal kecil yang membuat bahagia. Aku sangat sadar betapa bahagianya kita.


Aku punya banyak teman kamu tahu itu, mungkin tak semua tetapi hampir kebanyakan orang tahu siapa aku. Gadis sombong itu, anak congkang itu, manusia yang jarang tersenyum itu. Yaa, kamu tahu persis bagaimana orang-orang melihatku. Saat bersama kamu tak peduli itu, katamu biar apapun kata mereka kamu akan tetap berada disampingku. Aku percaya janjimu, kala itu. 


Aku tak berani menghitung berapa ratus hari kita habiskan dengan tak peduli dengan apa yang akan terjadi didepan mata. Aku juga tak mampu menghitung berapa ratus kali pula kita berbagi makanan yang kita suka. Atau berapa ratus kali kamu dan aku berjalan berdua hanya untuk menertawakan betapa kita berdua masa bodoh dengan apa yang ada didunia. Kenapa saat kita bersama semua terasa begitu mudah ? Aku tak tahu apa jawabannya. 


Aku menyukaimu dan kamu pun begitu. Tapi kita tahu apa yang lebih membahagiakan dari sekedar panggilan sayang. Kita sangat paham bahwa suka dan sayang antara kita adalah penguat masing-masing tetapi bukan untuk saling mencintai. Setiap kali mereka menertawai , setiap kali mereka mengolok aku tahu, aku tak akan kehilanganmu. Semua terasa sangat menyenangkan bila berdua, bukan begitu? 


Hari ini, saat aku berbagi cerita dengan diriku sendiri aku tengah mengenangmu. Entah dititik kehidupan bagian mana yang akhirnya membuatku kehilangan apa yang belum pernah kumiliki. Sejak kapan semua hal yang indah itu tiba-tiba berhenti dan tak lagi bisa terulang. Liku hidup sebelah mana yang membuat kita berhenti menyapa dan berbagi tawa. Kita berpisah tapi tak pernah benar-benar saling berpisah. Apa bisa kita saling memiliki dikehidupan berikutnya?


Sebuah untaian lagu dari Bcl- Cinta Pertama mengiringi tawa dan senyum renyah yang pernah kamu bagi denganku. Kamu manusia yang pernah sangat kusayangi dihari lalu, dihari patahku dan hari masa bodohku terhadap dunia. Aku mengenangmu dengan bahagia, aku berubah, aku sudah tak lagi sebahagia kita pada hari itu. Pikiranku berat karena aku dituntut untuk menjadi dewasa seperti apa yang kita takutkan. Aku tahu kita akan bahagia dengan hari-hari kita hari ini. Aku hanya ingin mengenangmu, betapa bahagia tak sulit dimiliki saat kita bersama. Sendiri butuh banyak perjuangan untuk bahagia. Aku menikmatinya, iya dengan kenangan tentangmu. Aku ingin bahagia seperti tawa kita hari itu, hari-hari bahagia itu.



Ditulis bersama langit teduh musim semi,


Anggi sahabatmu 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau