Aku telah sampai dititik lelahku
untuk mengerti, memahami dan mempertahankan. Apa yang telah aku dan kamu miliki
sampai pada hari dimana kata pisah adalah kata yang aku ucapkan untuk kita. Sebenarnya
kita tahu kisah ini, kisah kita tidak akan berujung indah. Semua tahu itu. Kita
berdua juga tahu karena cinta,kenyamanan dan kebiasaan membuat aku dan kamu
sangat sulit menerima akhir, yaitu perpisahan. Membaca kata berpisah saja sudah
sangat menyakitkan apa lagi membayangkannya, waktu itu. Aku yang beberapa tahun
lalu menangis dipelukmu saat kita akan memutuskan berpisah, hanya saja itu
tidak pernah terjadi diantara kita. Aku, kamu dimataku adalah segalanya yang
kumiliki waktu itu. Aku berpikir tidak bisa menjalani hari tanpa ada kamu,
begitu egoisku bertahun lalu. Salahku entahlah, meminta kita bertahan, menetap
dan menancapkan luka lebih banyak dihati masing-masing.
Sesungguhnya sebanyak apapun
penjelasan yang akan kamu minta dariku tentang kata pisah dariku, kamu sudah
tahu semua detailnya. Aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Satu saja
jujurku walau sangat menyakiti atau menghancurkanmu, rasa itu sudah tidak aku
miliki lagi. Aku terlalu terbiasa, terbiasa tanpamu dan tanpa kita. Pertemuan ?
Percakapan? Ataupun penjelasan tentang kita? Bukan lagi menjadi apa yang kita
miliki ataupun aku inginkan. Perasaanku sudah tidak sama dan aku ingin kamu
mampu memahami. Aku tidak ingin menyakiti lebih dari hari-hari yang tidak kita
lalui bersama, semua sudah berbeda. Aku juga tahu kamu pun merasakannya. Semakin
hari seiring berjalannya waktu diantara kita kamu telah kehilangan aku. Sebagaimanapun
kita menetap tetapi hati bukan lagi merasakan kita. Aku yang memilih. Aku juga
mengerti resiko apa yang telah aku ambil, kehilangan kita, kamu. Aku ingin kita
berdua paham, memaksakan apapun sudah tidak menghasilkan akhir yang bahagia.
Aku menghilang ? Mencariku ?
Aku
bukan bermaksud menghilang, bukan.
Aku hanya ingin memberimu waktu menerima.
Aku
bukan lagi ada diantara kita, kekasihmu.
Aku bukan lagi wanita itu.
Aku juga butuh
waktu untuk menerima dan menghadapi keputusan yang aku ambil.
Aku ingin kita menerima,
mengerti.
Aku tidak ingin memaksakan.
Aku mencintaimu benar, hanya saja
dulu.
Tapi sungguh, tak bisa
selamanya.
Aku kehilangan sabarku, aku
bahkan tidak bisa percaya. Mencariku kepada
keluarga dan teman-teman ? Sungguh ?. Menerrorku degan semua pesan, aku sangat
tidak nyaman dengan ini. Aku manusia yang punya trauma yang hebat tentang
social media. Serta aku tidak pernah
suka pertanyaan. Kamu tahu itu.
Terimalah…
Sebagaimana aku menerima cintamu
bertahun lalu
Aku cintaimu tulus, sabar dan
penuh pengertian.
Sekarang giliranku memintamu
menerima perpisahan kita
Terimalah..
Sehingga aku tidak perlu
menghindar, berlari ataupun bersembunyi menghilang
Terimalah..
Caroot
mantap jiwa.... lama sudah menunggu tulisanmu rot
BalasHapusIyaa mr :( maaci udh bacaaa
Hapus