Langsung ke konten utama

Apa Kau Bahagia ? Tanyaku


Sambil memandang diriku dikaca dengan tersenyum aku bertanya “Apa kau bahagia?”. Aku kembali tersenyum pada diriku tentu saja aku jawab dengan senyum terkekeh “Ya, aku sangat bahagia tak kurang syukurku. Tentu, aku bahagia”. Ini lah caraku berkomunikasi dengan diriku sendiri memandang diriku berbicara ramah dengan diriku dan mensyukuri apa yang ada pada diriku sampai pada hari ini.

Aku sedang mengunyah buah semangka yang sudah kupotong kubik saat ini, dihari minggu yang mendung tetapi dengan udara yang cukup sejuk. Damai kataku pada hatiku, aku sedang menyenangi kamarku yang nyaman dan kosong penuh kegembiaraan. Aku akan meninggalkan ruangan ini dalam waktu kurang dari dua minggu. Aku tak ingat apa pernah tangisku terisak pada kamar ini atau hanya lelah dan senang yang aku bagi pada kamar ini. Kamar ini tak sebagus kamar yang orang pikirkan tetapi bagiku suasana nyaman dan aku bisa menjadi diriku yang sangat aku nikmati.

Aku terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman-temanku pada hari belakangan ini. Entah itu hanya sekedar berbicara panjang lebar tentang banyak hal atau sekedar menghabiskan semua menu makanan yang ada didepan mata. Aku pikir aku lupa bahwa aku punya hari buruk dibelakangku. Aku tertawa lepas berulang kali dan hampir keluar tangisku karena tawaan yang tak bisa lagi kutahan. Seakan aku lupa apakah masa depan itu hari esok atau sebulan atau bertahun kedepan. Aku hanya hidup pada hari ini dan menikmati setiap hari yang kumiliki dengan mereka saat ini berada disekitarku.

Lalu dengan terdiam kembali aku bertanya pada diriku “Apa aku bahagia?”. Aku kembali tersenyum saat ini jika ini pertanyaan maka aku akan jawab berulang kali dengan jelas “Ya, aku bahagia sebesar rasa cintaku terhadap Yang Kuasa”. Aku selalu berdoa untuk memiliki hari dan hidup yang aku miliki saat ini, dan aku sedang menjalaninya. Aku bersyukur atas bahagia , aku bersyukur karena diberi usia muda untuk apa yang aku miliki hari ini. Rahmat Tuhan, keluarga yang aku cinta dan teman untuk berbagi lelah serta tawa tentang dunia. Maka nikmat Tuhan mana yang harus aku dustakan ?.

Alhamdulillah. Allah Maha Baik


Ditulis dengan syukur,
Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau