Langsung ke konten utama

Aku Akan Kehilangan Diriku Yang Dulu

Ketika aku harus bersalah karena sifatku,egoku dan keadaanku
Dunia tak senantiasa bisa menerima keadaanmu apa adanya
Terkadang mereka bisa melihat dan menyimpulkan sesukanya
Dan terkadang terlihat sangat memahami tapi hanya berpura-pura mengerti
Apa adanya diriku memang begini dari kecil sudah terikat dengan sifatku yang seperti ini

Hanya melihatku apa kau bisa mengerti sifatku?
Apa hanya dengan memperhatikan gerakku bisa membuatmu mengerti isi hatiku?
Warna dunia yang tak bisa memahami keadaanku
Kesimpulan manusi disekitar yang tak dapat mengerti keadaanku sepenuhnya

Tangisanku tak terdengar lagi setelah selang pikiranku berputar kembali kemasa lalu
Dunia indah yang masih bisa kurangkul digenggaman kedua tanganku
Masa dimana aku masih memiliki tempat mengadu segenap penat letih kehidupanku
Penghangat hati yang selalu ada siap kapanpun yang ku mau yaitu keluarga

Menjauh meninggalkanku sekarang membuatku semakin rapuh
Sedikit waktu yang kumiliki untuk merasa bahagia dan itu sangat menyakitkanku
Berhenti untuk berfikir mereka berada disini bersamaku
Menangis dan merangkulku dengan penuh kehangatan
Hanya saja semua telah terlewatkan seperti masa dimana aku menganggap semua masalah kecil

Terus bertahan dengan semua ini melanjutkan yang sudah dilakukan
Melakukan semuanya seperti biasa seperti ada yang tertahan didadaku
Ada yang mengganjal dibenakku tentang hidup yang berkelanjutan dan kelabu
Ketika titik terang telah tertutup kabut kelam
Dan menunggu matahari bersinar dengan sendirinya

Aku akan berhenti menangis
Perasaaanku semakin hari akan semakin mati
Dan ketika semua itu telah terjadi
Aku akan kehilangan diriku yang dulu !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau