Langsung ke konten utama

Tulisanku Masih Untukmu!☺

Kenapa dunia terlalu perih untuk ku tangisi sendiri sayang , kenapa?
Aku tak bisa dengar tawa bahagiamu lagi
Aku tak bisa merasakan detak jantungmu lagi
Aku tak bisa menemukan belaian indah lembut tanganmu lagi
Aku tak bisa mendapatkannya lagi

Cintamu sudah kau bagi untuknya wanita baru yang berhasil memilikimu
Dia mendekapmu menjauh meninggalkan aku didalam keterpurukan lukaku sendiri
Kau membiarkan air mataku jatuh untuk kesekian kalinya
Kuserahkan seluruh tangisanku hanya untuk melepaskanmu pergi bersamanya
Apa itu tak cukup membuat hidupmu bahagia ?

Kenapa harus terluka lagi?
Ketika semua insan bebas untuk mencari pasangannya
Setiap wanita memiliki lelakinya hanya aku yang saat ini hampir menyerah denganmu
Dengan sekejab aku akan membiarkan kamu bersamanya
Mengikhlaskan setiap perasaan yang sedikit demi sedikit terus menyayat lukaku

Aku bukan wonderwomen itu
Andai kau tahu hatiku tak terbuat dari besi yang cukup tangguh
Bukan lah wanita yang tak tahu rasanya sakit hati
Aku merasakannya luka goresan tersakiti olehmu lagi
Menenggelamkanku kedalam lautan yang tak akan pernah terapung lagi
Aku menyerah untukmu

sing : 
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang

Aku tanpamu Butiran Debu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau