Langsung ke konten utama

Seseorang di Panggilan Masuk Telepon Genggammu

Hasil gambar untuk handphone sketch
sumber foto : google

Sepertinya kamu sedang menghubungi seseorang yang penting saat aku melihatmu tengah duduk dibawah pohon disamping tempat makan. Aku sedang menebak-nebak bahan pembicaraan yang sedang kamu bincangkan saat itu. Senyuman diwajahmu terlihat sangat sumringah bahkan tawamu juga tak jarang muncul saat berbicara. Melihatmu tengah menikmati pembicaraan membuatku takut menerka-nerka dengan siapa kamu berbicara. Apa dia seorang yang sedang singgah dihatimu atau hanya sekedar teman bagimu. Aku mencari celah dipikiranku agar berpikiran positif tanpa harus menduga-duga hal yang tidak seharusnya kubayangkan. Hatiku berkata "ah, nanti ujungnya sakit hati juga bila ku cari tahu".

Ini bukan lagi kali pertama aku sedang memergokimu tersenyum manis sembari menempelkan telefon genggammu tepat ditelinga kananmu. Ada yang terasa nyeri diulu jantungku saat melihat tatapan penuh gairahmu walau hanya sedang berbincang melalui telefon genggam. Aku diam-diam mulai mencari tahu perihal suara seseorang yang berada dibalik panggilan masuk dan panggilan keluarmu. Sesekali aku mendengar kata-kata "jangan lupa makan, istirahat yang cukup, dan sayang". Mendengar sekilas pembicaraanmu yang tertiup angin menjadikan neraka tersendiri bagi telingaku, tapi apa daya rasa penasaranku lebih besar dari suaramu saat sedang berbincang.

Aku menduga seseorang yang suaranya kamu dengarkan hampir setiap hari itu adalah kekasih hatimu. Hampa rasanya dada menduga dan menarik kesimpulan sendiri saat ini, belum sempat aku bertanya hatiku sudah sakit saja. Seandainya aku yang terlebih dahulu merebut hatimu dibandingkan dia. Aku mulai menyalahkan diriku sendiri yang hanya memiliki keberanian menyukaimu secara diam-diam tanpa ada yang mengetahuinya. Menyatakan saja belum tapi sudah terluka sendirian.

Rasanya ingin mengakui diri ini terlalu cepat untuk menyimpulkan suatu hal. Aku malu untuk menjelaskan betapa bodohnya aku saat ini. Secara tidak sengaja aku menyentuh telepon genggammu yang sedang berdering dan ternyata hanya panggilan tidak terjawab sebanyak 7 kali tertera jelas dilayar telefonmu. Sambil mengikuti rasa penasaranku yang masih menggebu untuk mengetahui panggilan masuk di teleponmu. Jemariku mulai mecoba menggeser dan menekan tombol, aku tidak tahu harus berkata apa-apa setelah melihat seluruh panggilan teleponmu. Ekspresiku saat itu hanyalah diam, terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Malu terhadap diriku sendiri, seseorang yang selalu kamu panggil sayang dan ingatkan makan serta yang aku cemburui ternyata adalah "Bunda" dari semua panggilan telefonmu. Aku tergelak kepada diriku sendiri, aku mencemburui ibumu selama ini. Aku menutup telepon genggammu diam-diam sambil meneruskan senyumku serta menertawakan diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau