Langsung ke konten utama

Aku Bukan Orbitmu

Ketika senyuman indah itu sudah dimiliki orang lain
Waktu yang kembali tak akan pernah sebahagia hari yang lalu
Kepingan harapan yang menyesakkan harus berakhir dengan air mata
Dan senyum langsung tak terbesit tentang sebuah kenyataan
Mengertilah aku tersakiti dengan kehadirannya

Mengupas halus luka yang tak akan pernah ada obat penawarnya
Penawaran kebahagiaan dari yang lain pasti akan aku terima
Tetapi bintang itu tetap saja paling terang untukku
Bagaimana mungkin tangan manusia sekecilku akan bisa meraihnya
Mimpi itu terkubur dan tak mungkin kembali lagi

Mengharapkan adalah keahlian yang tak bisa hilang dariku
Keinginan memiliki tawa senyum dan masa lalu
Genggaman yang semakin hari tak bisa lagi merangkulnya
Tertawa didepannnya dan senyum palsu untuk menutupinya
Kebiasaan yang tak akan pernah hilang kulakukan didepanmu

Aku yang sekarang dan seterusnya
Menganggap bintang itu telah pergi jauh mencari planet lain untuk menjadi orbitnya
Walau dalam kenyataan aku planet yang tak pernah menjadi orbitnya
Kasihan padaku jangan karena aku tak pernah mengemis
Hanya saja aku tak akan pernah meminta ataupun mengungkapkannya

Lelah bersandiwara dan tertawa didepanmu
Tak ada yang menghentikan waktu untuk semuanya
Aku harus pergi dengan tawa itu lagi
Tersenyum dengan lengkungan bibir kecilku
Kenyataan aku tak akan pernah menjadi tujuanmu
Aku tak akan mungkin menjadi akhir dari setiap pencarianmu

Aku akan terus berjalan dan terus mencari penyebab senyumku
Hingga kutemukan yang seperti bintang itu lagi
Tak sama dengan bintang yang dahulu
Tetapi tentunya akan menjadikanku akhir dari orbit yang dialuinya
Aku menunggu waktu, bintang dan berandai itu kamu

With Love
Anggi Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau