Langsung ke konten utama

Tersentuh Tapi Tak Termiliki (T4)

Aku suka saat kau menatapku 
Aku suka saat kau mencubitku pipi hidung tangan aku menyukainya
Aku suka saat kau mengelus rambutku
Aku suka saat kau menggenggam erat tanganku
Aku suka saat kau merangkulku
Aku suka saat kau menggelitik tanganku
Aku suka saat kau menyentuh pipi dan wajahku
Aku suka saat kau berkata jangan mencubitmu
Aku suka saat kau bilang kau merindukanku
Aku suka saat kau bilang aku berbeda
Aku suka saat kau bermanja dihadapanku
Aku suka saat kau inginkan perhatian lebih dariku
Aku suka saat kau bilang aku cemburu kepadamu
Aku sangat suka dengan semua perhatianmu
Aku suka setiap detil hal yang kau ucapkan tentangku
Aku sukaa :')

Aku suka saat kau menahanku meraih dia dan meninggalkanmu
Aku suka saat kau khawatir atas keselamatanku
Aku suka semua tentangmu
Aku menyukainya!
Meskipun kumengerti aku hanya terlalu sedikit berlebihan menganggap keberadaanmu

Dan walau kutahu kau takkan pernah mengatakan Kau Mencintaiku :')
Aku akan tetap menyukaimu semua tentangmu !

With Love
Anggicaroot 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau