Langsung ke konten utama

Mereka Yang Pernah Menyebutku Rindu dan Kuberi Tulisan Rasa


Hari ini sambil menulis dengan perasaan yang tenang sembari mendengarkan lagu “somebody else”. Lagu yang berisikan tangis tentang seseorang yang sudah tak dibutuhkan oleh kekasihnya yang memiliki orang lain. Ya, aku sudah menemukan hal lain yang membuatku menjadi aku saat ini.

Aku meneguk vanilla latte yang kusajikan pagi ini. Aroma vanilla yang menyegarkan kamarku sembari menulis tulisan ini membuatku lebih lega untuk menceritakan kisah ini. Harumnya menenangkan hati dan isi kepalaku, aku berada didunia yang aku inginkan saat ini.

Menjadi aku yang saat ini tentu saja tak ada hal mudah yang terjadi begitu saja. Aku berjalan dengan waktu mengikuti prosesnya. Aku mencintai, aku menyukai, aku meninggalkan, aku ditinggalkan, dan aku juga menyakiti orang-orang yang ada disekitarku. Banyak proses yang telah kulewati untuk sampai pada hari ini terutama pergantian orang-orang disekelilingku. Aku mungkin tak pernah menyebutkan detailnya tetapi ini tidak hanya tentang satu orang yang pernah ada. Ada mereka yang pernah hadir dan mengisi apa yang telah kumiliki hingga hari ini.

Akan aku ceritakan dari beberapa tulisan yang pernah aku tulis hanya saja aku tak menyebutkan jelas dikehidupanku bahwa mereka pernah ada. Mereka ada dan mereka juga pernah menyebutku rindu dengan panggilan cinta. Aku akan menceritakan satu persatu jadi bacalah baik-baik mungkin ini adalah dirimu yang pernah ada diantara tulisanku.

Awal semester perkuliahan adalah patah hati terburuk bagiku saat itu, indahnya cinta monyet atau kisah masa sekolah yang penuh gejolak asmara dan drama. Aku pernah menulis jelas tentangnya, kamu bisa menemukannya melalui tulisanku dibawah ini dengan link yang sudah kucantumkan.

Apa Aku Berdosa Merindukanmu ? 03/05/12             
Udinku Dulu  09/05/12

Aku menulis beberapa kali tentang sosoknya dibuku perkuliahan tetapi tak sempat kutulis ulang diblog. Aku menulis dengan sadar bahwa apa yang kurasakan tentangnya adalah nyata dan dia pernah menjadi alasan aku berkata rindu dan cinta dikala itu. Dia yang membantuku tumbuh untuk mampu mencintai dengan polos hingga pada akhirnya mengerti bahwa semua hal berjalan sesuai waktunya.

Kita beranjak pada sosok berikutnya yang juga pernah ada dikehidupan perkuliahanku. Aku bertemu dengannya saat liburan pergantian semester perkuliahan. Pertemuan yang sangat sebentar tetapi membawaku pada hubungan yang cukup dekat dan berjalan dengan waktu bersamanya. Kita berbagi rasa dan cita serta pendapat tentang dunia dengan cara yang berbeda. Apa yang paling kejam dari kisah politik negara kita atau sekedar argument tentang dunia luar yang akan kita jelajahi bersama. Favoritku adalah pelukan dan kecupan lembut darinya saat jam padat pulang kerjanya orang-orang dibus transjakarta. Aku selalu merasa bagian darinya adalah perlindungan bagiku untuk maju lebih jauh melihat dunia diluar sana. Aku sering menulis tentangnya dibuku-buku atau dikertas tetapi hanya ada beberapa tulisan yang kutulis diblog. Kamu boleh singgah dan membacanya dengan link dibawah ini.

Rindu 20/06/14
Entahlah 22/12/14

Aku menyukainya saat dia berkata menyukai setiap hal yang kutulis. Aku juga merasa nyaman saat berpendapat tentang dunia dari sudut pandangku. Aku dan dia juga mengerti bahwa kadang tak hanya cinta saja yang membuat kita menjadi satu tetapi waktu. Dia masih menjadi tempatku berbagi tentang dunia walau tak sesering saat dia menyebutku bunga. Aku selalu mendapat dukungan darinya tentang semua mimpi besarku untuk menjelajahi waktu dan dunia dengan caraku. Aku juga melakukan hal yang sama untuknya.

Baiklah, saat ini kita akan melanjutkan kepada sosok berikut yang tanpa kusadari menjadi orang yang dirinya paling banyak kutulis beberapa tahun terakhir. Ini adalah tentang pertemuan setiap hari dan berbulan-bulan hingga tahun. Aku menyayanginya dan tanpa aku mengerti ternyata dia sangat mencintaiku. Aku melewatkan memilikinya sebagai kekasihku tetapi dia sudah menjadi orang yang selalu ada untukku selama berbulan-bulan jauh sebelum kekasihnya hari ini. Sapaan nya memanggilku sayang dan rindu hanya kuanggap sekedar angin lalu yang tanpa kusadar adalah tulus yang pernah dia beri untukku. Semua hal terjadi karena aku menemukan diriku saat bersamanya. Aku bisa mengekspresikan semua yang kurasakan padanya tentang marahku, sedihku, tangisku, lelahku, laparku, cemasku, dan bahkan tawa serta suaraku yang memekak telinga. Dia menerima apa adanya aku tanpa berkata tidak tentang apa yang aku sukai. Aku menjadi diriku yang telah kututupi beberapa tahun belakangan demi membuat orang lain senang akan sosokku. Aku berterimakasih Tuhan mengirimkan sosok manusia baik sepertinya padaku. Aku menulis beberapa kali setelah pertemuan dan perpisahan dengannya. Walau aku tak bisa pungkiri aku menyakitinya pada akhirnya. Aku menyukai apa yang telah kutulis tentang apa yang aku rasa saat bersamanya. Ini lah beberapa tulisan yang aku tulis tulus tentangnya saat itu.

Diam 06/04/16
Karmaku Rindu 22/02/17

Aku menulis cukup banyak tentangnya. Aku sangat menyukai menceritakan isi hatiku tentangnya. Aku sangat menikmati setiap rasa yang kualirkan melalui tulisanku tentang dia. Melalui dia membuatku belajar bahwa aku bisa dicintai oleh siapa saja tanpa peduli seperti apa aku dan apa yang akan aku lakukan. Aku menjadi diriku yang ingin berekspresi seperti apa isi hatiku tanpa memikirkan apa yang orang akan sebut tentang diriku. Aku juga belajar menjadi lebih mandiri saat berhadapan dengan diriku yang sekarang setelah mengenal sosok dirinya. Aku mengerti bahwa keputusan apapun yang telah kubuat disaat itu tak ada yang perlu aku sesali. Aku yakin saat memutuskan sesuatu aku tidak pernah main-main dengan apa yang telah kuputuskan dan tentu saja dengan pemikiran yang sangat matang tentang baik dan buruknya.

Ada sosok berikut yang baru saja aku kenal melalui teman dekatku saat baru saja berada dilingkungan rumah. Aku juga tak memahami perasaan kasmaran yang aku rasakan begitu saja dan aku mulai menulis lugu tentang dirinya dibuku dan di tulisan diblogku. Aku mencoba mengenal sosok dewasa yang berpikir bahwa titik tertinggi dari sebuah hubungan adalah pernikahan. Aku kemudian sadar mengenal dan memahami sosoknya adalah hal baru yang aku jalani. Tak butuh waktu lama baginya untuk berkata mengajakku bersanding dan datang pada orang tuaku. Aku menghargai betapa usia dan lingkungan membawaku pada hari-hari yang bahkan aku semakin belajar untuk memahami perasaan orang lain. Aku menuliskan dua tulisan tentangnya beberapa bulan lalu. Aku yakin kalau kamu mengikuti tulisanku kamu sudah membacanya.


Sosok dari dirinya sangat membantuku untuk mampu tertawa keras lagi dan menemuinya bahkan harus tampil sempurna. Menerima apa yang ada didiriku adalah hal baik yang selalu kusyukuri dari pertemuanku dengannya. Walau pada akhirnya aku terlalu takut untuk menjadi apa yang dia harapkan dariku tentang masa depan. Aku menjadi pengecut yang tak berani untuk menyakiti dan malah memilih menghindarinya karena aku sangat sadar tentang siapa aku dimatanya. Aku selalu percaya sosoknya akan menjadi hal baik bagi orang disekitarnya karena aku menyukainya.

Aku menuliskan beberapa dari mereka yang sangat berarti bagiku melalui tulisan. Masih ada mereka yang tidak kusebutkan satu persatu melalui tulisan diblog tetapi mereka ada dimemori kepala dan hatiku. Aku merasa egois tentang diriku tetapi aku bersyukur mengenal mereka dihari lalu. Aku tak bisa pungkiri bahwa mereka ada menjadi bagian dari perjalanan diri dan kehidupanku yang membuatku hidup sampai hari ini dengan mimpiku. Aku belajar menikmati rasa dan menjadi aku melalui tulisan yang kubuat untuk mereka. Aku berterimakasih dan juga meminta maaf untuk mereka yang pernah ada dan berarti. Aku tahu tak sedikit yang terluka tetapi aku belajar untuk menjadi aku yang lebih baik menerima kehadiran siapapun dihari-hariku saat ini.

Aku memang egois saat menulis karena hanya pada saat itu aku bisa menyalurkan rasaku untuk dimengerti.

Aku mengerti bila akhirnya saat membaca ini kamu berpikir bahwa ternyata aku memiliki beberapa orang yang mencintaiku atau aku pernah mengenal banyak nama selama bertahun-tahun ini. Ya, ini aku bagian dari diriku yang tak pernah kuceritakan detail melalui tulisanku. Benar, hampir semua tulisan yang kubuat adalah tentang kehidupan yang mengalir melalui tulisanku. Dan aku memilih menceritakannya dengan sendu. Bagian dari diriku yang hanya aku miliki melalui tulisan, karena bila bertemu kamu akan menemukan diriku yang sangat jauh berbeda dari tulisan-tulisan sendu yang kubuat.

Aku masih belajar, terus belajar untuk menemukan diriku.
Aku terus belajar mencintai
Aku terus belajar memahami
Semua orang yang pernah ada
dan diriku sendiri.

Ditulis dengan penuh cinta dan senyuman kesukaan kalian,
Musim semi negeri kangguru

Anggi Caroot





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Bukan Aku Yang Memulai atau Berharap Mengakhiri

Aku kira lautan yang dalam itu adalah perihal tentang sebuah rasa yang dalam pula Setiap lagu cinta mengutarakan besarnya sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tak akan sia-sia Lalu apa yang terjadi dengan hilangnya kabar dan tak terbalasnya pesan Bila pada awalnya rasa itu disuguhkan untuk dibalas dan diterima Atau aku yang tidak paham apa itu kata menunggu ? Aku melihat senja seperti pelupuk mata yang teduh tentang kamu yang tenang disana untukku Ucapan manis bahkan sekedar gurauan tak bertopik darimu bisa membuat senyum palsuku keluar Apa yang terjadi dengan untaian kata manis yang kau bilang akan bertahan selamanya Mungkin saat itu aku lupa waktu adalah penipu ulung tentang semua kata yang terucap Atau aku yang tidak mengerti apa itu kata lelah ? Bukan aku.. Aku tak pernah mengakhiri ragu Aku tak pernah memberi harap palsu Aku tak pernah mengulur kesempatan Bukan, ya itu bukan aku.. Kau lah yang datang tanpa persetujuan dari hati yang kau